Monday, November 18, 2013

Tugas 3 Pengorganisasian

Pengorganisasian
1.        Pengorganisasian
a.       Pengertian Pengorganisasian
Organisasi adalah pola hubungan yang terjalin antara 2 orang atau lebih yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Pengorganisasian adalah proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
b.      Teori-teori Organisasi
1)      Teori Organisasi Klasik

Teori Klasik sering disebut juga teori tradisional, yang berisi konsep tentang organisasi mulai dari abad 19 yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi apabila orang-orang bekerja sama. Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
o    Teori birokrasi : 
    dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
o    Teori administrasi : 
   dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol  dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
o    Manajemen ilmiah : 
dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.

2)      Teori Organisasi NeoKlasik
Teori neoklasik dikenal sebagai teori hubungan manusiawi (The Human Relation Movement). Anggapan dasar teori ini adalah menekan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:
o   Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
o   Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
o Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

3)      Teori Organisasi Modern
Teori modrn ditandai dengan akhirnya pergerakan contigency yang dipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan  bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan  prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan  Robert Kahn dalam  bukunya “the social psychology of organization” mengenalkan perspektif  organisasi sebagai  suatu sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan  keunggulan-keunggulan  perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya,  dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan
Teori modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuanan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka.

2.        Struktur Organisasi
a.         Pembagian Kerja
Pedoman dalam pembagian kerja. Dasar-dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian kerja, antara lain:
·         Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial
·        Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya komponen suatu kendaraan, pemasangan ban mobil, dll
·        Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya langganan secara individual atau kelompok
·          Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman
·           Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shift pagi, siang dan malam.
b.         Bentuk-bentuk Organisasi
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukan hubungan kerja sama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu:
1.      Pembagian kerja
2.      Rantai perintah
3.      Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4.      Pengelmpokan segmen-segmen pekerjaan
5.      Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G.Hodges dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Bentuk Piramidal
2.      Bentuk Vertikal
3.      Bentuk Horizontal
4.      Bentuk Melingkar
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas:
1.      Organisasi Garis
Bentuk organisasi tertua dan sederhana. Dibuat oleh Henry Fayol. Ciri-cirinya organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialis kerja belum tinggi.
2.      Organisasi Garis dan Staff
Dianut oleh organisasi beras, cakupan kerja luas dan mempunai bidang tugas yang bervariasi serta rumit dan jumlah karyawan banyak. Staff adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan didalam organisasi.
3.      Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
4.      Organisasi Panitia
Organisasi yang dibentuk untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesai pula organisasi tersebut.

3.        Departementasi
Departementasi adalah aktivitas dalam menyusum satuan satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu.


a.       Departementasi Fungsional
Departementasi Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Organisasi ini adalah yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokan berdasarkan keterampilan, pengetahuan dan tindakan yang dilakukan.

Kebaikan Departementasi Fungsional:
1.      Menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
2.      Menciptakan efisiensi melalui spesialis
3.      Memusatkan keahlian organisasi
4.      Memungkinkan pengawasan manajemen puncak
5.      Pembagian tugasnya jelas
6.      Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak
7.      Hanya membutuhkan manajer yang harus berwawasan luas
8.      Mudah dijelaskan pada anggota bila ada masalah

Kelemahan Departementasi Fungsional:
1.      Menciptakan konflik antar fungsi
2.      Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
3.      Umpan balik lambat
4.      Emusatkan pada kepentingan tugasnya
5.      Para angota mempunyai pandangan sempit serta kurang inovatif
6.      Kejenuhan akbita aktivitas terlalu monoton
7.      Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada masalah
8.      Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki
b.      Departementasi Devisional
Departementasi Devisional melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk mempermudah usaha antisipasi ancaman dari luar organisasi.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasarproduk, wilayah, langganan dan proses dimana tiap divisi merancang, memproduksi, dan memasarkan produknya sendiri.

Kebaikan Departementasi Devisional
1.      Semua kegiatan dibawahi oleh satu kepala
2.      Semua kegiatan  mudah untuk dikoordinasi dan prestasi kerja terpelihara
3.      Kualitas dan kecepatan membuat keputusan meningkat
4.      Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas
5.      Merumuskan tanggung jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pertanggung jawaban atas prestasi kerja
6.      Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas
7.      Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah
8.      Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi

Kelemahan Departementasi Devisional
1.      Berkembangnyya persaingan disfungsional petensial atas sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas
2.      Seberapa besar delegasi wewenang diberikan
3.      Masalah kebijaksanaan dalam alkasi sumber daya dan distribusi biaya overhead perusahan
4.      Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi
5.      Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu
6.      Masing-masing divisi bisa menghadapi problem yang sama sehingga terjadi pengulangan dalam mengatasinya
7.      Target divisi bisa mengalahkan target organisasi
8.      Konflik antar divisi bisa terjadi jika terjadi problem organisasi
c.       Organisasi Proyek dan Matrik
Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan denga menggabungkan kebaikan-kebaikan dari system fungsional dan devisional dengan menghindarkan kelemahannya. Misal, organisasi selai dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek yang akan ditugasi khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.

Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim-tim spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek, jika telah selesai maka tim dibubarkan dan kembali ke departemennya masing-masing

Struktur Organisasi Matriks
Pada struktur organisasi Matriks para karyawan mempunyai dua atasan yang berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangna mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horizontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam alirang wewenang

Kebaikan Organisasi Proyek dan Matriks:
1.      Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional
2.      Mengembangkan keterampilan dan kreatifitas karyawa serta fleksibilitas kepada organisasi
3.      Melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluaas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan
4.      Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan dan orientasi proyek
5.      Mampu mengkombinaai kelebihan pola fungsional dan devisional
6.      Menekankan pada teknik dan pasar
7.      Memerlukan sejumlah manajer yang mampu menangani personil bidang teknik dan pemasaran

Kelemahan Organisasi Proyek dan Matriks:
1.      Adanya pertanggung jawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif
2.      Memerlukan koordinasi vertikal dan horizontal
3.      Memerlukan lebih banyak keterampilan antar individu
4.      Menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki
5.      Sangat mahal untuk diimplementasikan
6.      Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan
7.      Kesatuan komando bisa hilang karena individu memiliki lebih dari satu supervisor





Sumber :
http://agungzetiadji.blogspot.com/2012/10/teori-organisasi.html

0 comments:

Post a Comment