Monday, November 18, 2013

Tulisan 3 Verifikasi oh Verifikasi

Verifikasi Oh Verifikasi



Pada tulisan-tulisan sebelumnya saya telah menuliskan apa yang saya ketahui tentang Photography. Sekarang saya mau curhat sedikit tentang pengalaman saya saat Verifikasi. Verifikasi itu apa sih? Verifikasi itu saat dimana kita mempresentasikan apa yang telah kita dapatkan dan pelajari saat masa Praktek Kerja Lapangan (PKL). Dulunya saya anak SMK jadi mengalami masa PKL. So let’s check it out! 



Saat kelas 11 semester 1 saya mengikuti PKL yang diharuskan kepada siswa SMK, kegiatan PKL ini berlangsung selama 6 bulan. Dalam waktu 6 bulan para siswa PKL tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Verifikasi, pertama kali denger nama itu bawaannya udah deg-degan aja. Masuk ruangan sendirian dengan berpasang-pasang mata ngeliat presentasi kita tentang apa saja yang didapat saat PKL. Oh God~ maunya langsung menghilang aja saat itu juga. Tapi itu cuma pikiran-pikiran sebelum menghadapi langsung verifikasinya.

Senin, 12 Desember 2011, Saya menghadapi yang namanya Verifikasi. Anehnya saya tidak merasa deg-degan sama sekali (mungkin karena bahan-bahan yang dibutuhin udah lengkap semua). Saya berangkat jam setengah 7 bersama dengan teman saya dari rumah. Sampai sekolah baru ada 2 teman saya yang sudah sampai dan sedang menunggu di depan Lab MM. Alhasil, saya nunggu dulu, sekitar jam setengah 8 baru deh dipanggilin satu-satu untuk verifikasi ke guru yang sudah di tentukan.

Pas nunggu saya bengong-bengong aja tuh sambil liatin anak kelas 10, 11 dan 12 yang sedang tanding classmeet. Akhirnya, setelah sekian lama menunggu –halah- saya dipanggil juga. Buka pintu, tiba-tiba Mr.B (verifikator sekaligus kaprog MM) keluar terus saya disuruh siapin laporan dan buku jurnal. Gue sempet ditinggalin dulu tuh gara-gara Mr.B mau liat Syamsir Alam (kebetulan hari verifikasi barengan sama classmeeting, sekolah saya kedatangan Syamsir Alam).

Tidak begitu lama Mr.B masuk lagi, sesi verifikasi pun dimulai. Pertama saya menyerahkan laporan & buku jurnal yang sudah saya buat. Kemudian saya duduk dikursi panas (beneran panas, mungkin karena didudukin sama teman sebelu saya XD), Mr.B diem sebentar sambil melihat-lihat hasil laporan buatan saya. Kemudian saya disuruh menceritakan bagaimana PKL disana, pindah tempat PKL berapa kali dan hal-hal yang berhubungan dengan tempat saya PKL.

Jadilah saya curhat ke Mr.B gimana enak dan tidak enaknya PKL ditempat tersebut. Mr.B memperhatikan saya curhat sesekali memberi saya nasihat. Masuklah sesi dimana saya menerangkan cara membuat WebDesign. Pertama saya membuat header dikomputer yang sudah disiapkan. Berhubung software yang dibutuhkan tidak tersedia di komputer sekolah, saya akhirnya membuka laptop (untung saya bawa) kemudian header yang telah saya buat dengan keterbatasannya bahan, jadi saya asal buat aja yang penting ukurannya pas dan hasilnya simpel banget, lalu header saya masukan ke Yahoo! Site Builder (program untuk membuat website/Webdesign). Setelah membuat header, saya memasukannya ke template web yang udah disediakan oleh program Yahoo! Site Builder. Nah disitu saya menjelaskan lagi gimana cara buat web baru. Udah tuh, setelah itu saya ditanya-tanya dan Mr.B mengisi kolom nilai. Saya disuruh keluar karena sesi verifikasi sudah selesai (Yeaaay!)

Setelah saya keluar, saya berpikir “oh gini ya Verifikasi, ga seserem yang gue pikirin”. Intinya jangan takut dulu sebelum mencoba dan pahami benar-benar bahan-bahan yang akan dipresentasikan. Bawa enjoy & santai. Jangan nervous, karena akan menyebabkan kamu nge-blank saat ditanya-tanya. Slow but Sure ajalah, dan tidak semua yang kau pikirkan itu benar, karena sebelum mencoba kamu tidak akan pernah tau rasanya.

Tulisan curhatan pengalaman saya sudah selesai. Ketemu lagi di tulisan-tulisan membosankan saya selanjutnya ^^

Tulisan 2 Photography II

Photography II – Tips-tips bagi Pengguna Kamera Digital



Siapa bilang kita tidak bisa menghasilkan gambar yang bagus dengan Kamera Digital/Kamera Saku? Dengan mengunakan kamera secara optimal dan menggunakan mode-mode khusus yang ada pada kamera digital kita bisa menghasilkan gambar yang tak kalah bagus dengan Kamera DSLR.

Berikut adalah Tips-tips bagi pengguna Kamera Digital

1.      Komposisi, usahakan jangan meletakkan obyek utama tepat di tengah-tengah frame, kecuali dalam kondisi tertentu seperti obyek simetris. Pada Tulisan sebelumnya saya telah memperkenalkan tentang Komposisi Rules Of Third. Jadi saya tidak akan menjelaskan apa itu Rules of Third pada Tulisan ini.

2.      Kalau obyek yang akan dipotret termasuk kecil yang mengharuskan kamera berjarak kira-kira berapa belas cm dari obyek, usahakan gunakan Mode Macro. Mode Macro biasanya dilambangkan dengan simbol Bunga pada kamera saku. Gunanya agar foto yang dihasilkan tidak blur dan mendapat fokus yang baik.

3.      Jangan biasakan memencet tombol shutter (tombol yang biasa ditekan saat memotret) terburu-buru. Usahakan menekan tombol shutter setengah terlebih dahulu kemudian tahan lalu tekan penuh hingga bunyi “klik”. Gunanya agar kamera mencari titik fokus dan shutter speed secara otomatis saat kita menekan tombol shutter setengah. Menekannya secara langsung menyebabkan foto yang dihasilkan blur dan tidak fokus.

4.      Pusat autofocus lensa ada ditengah-tengah frame. Jika ingin fokus berada bukan ditengah, maka lakukan pre-focusing. Caranya arahkan pusat frame ke arah obyek yang ingin menjadi fokus tekan shutter setengah dan tahan kemudian arahkan kamera kearah lain dan atur posisi obyek sesuai keinginan. Lalu tekan penuh tombol shutter.

5.      Jangan memotret menentang sinar matahari, kecuali ingin membuat siluet. Sinar yang kuat dari arah belakang obyek akan menyebabkan obyek tampak gelap.

6.      Point Of Interest (pusat perhatian) adalah hal yang penting dalam sebuah foto. Harus ada bagian utama yang akan ditonjolkan pada sebuah foto. Buatlah agar obyek tampak lebih menonjol dari obyek lain yang ada disekitarnya.

7.      Orang awam bilang “Makin tinggi Mega Pixel (MP) suatu kamera maka foto yang dihasilkan akan semakin terang”. Sebenarnya MP dari suatu kamera tidak berpengaruh kepada hasil foto akan tampak cerah. MP adalah ukuran resolusi foto yang dihasilkan kamera. Jika ingin mencetak foto usahakan memotret dengan kamera yang MP nya tinggi agar foto yang dicetak tidak pecah.

8.      Pelajari Mode Manual yang ada di kamera digital. Di mode ini banyak pengaturan yang bisa diatur walau tidak selengkap kamera DSLR seperti white balance, ISO, focus mode, dll. Kalau terus-terusan menggunakan Mode Auto, kapan majunya?


Tulisan 1 Photography I

Photography I - Komposisi Rules of Third

Berhubung saya suka Photography. Demi memenuhi tugas Tulisan Softskill saya akan membahas tentang dasar dasar Photography yang saya ketahui dan yang pernah diajarkan kepada saya.

Arti dari Photography itu sendiri adalah melukis dengan cahaya. Dari arti itu bisa saya simpulkan photography adalah seni yang bergantung pada cahaya. Kenapa? Itu gampang saja jika tidak ada cahaya kita tidak akan bisa memotret. Apa yang akan kita ambil gambarnya jika suasana ruangan gelap gulita?

Ada banyak alasan kita untuk mengambil gambar diantaranya dokumentasi, hobi, seni maupun bisnis. Kamera pun harus sesuai kebutuhan, misalnya kita mau mengambil gambar hanya untuk iseng-iseng atau bahasa gaulnya foto-foto / narsis. Kita dapat menggunakan kamera HP atau kamera digital. Tentu berbeda jika kebutuhannya untuk berbisnis atau hobi pastinya harus menggunakan kamera DSLR agar hasilnya lebih memuaskan tentunya.

Biasanya orang awam yang akan membeli kamera digital pasti akan melihat Mega Pixel (MP) dari kamera itu. Tapi MP itu tidak berpengaruh ke hasil gambar jadi lebih bagus atau gambar jadi cling yang berpengaruh tentu pada lensanya. Jadi MP itu akan membantu ketika kita cetak untuk ukuran besar akan ketahuan bedanya yang MPnya kecil dengan yang MPnya besar, biasanya kalau MPnya kecil gambar yang dihasilkan/dicetak akan pecah.

Belajar menggunakan manual sangat bergunanya agar kita bisa menggunakan kamera digital dengan optimal, tidak hanya mengandalkan Mode Auto yang ada pada kamera digital.

Komposisi Rules of Third
Mengenai teknik sebenarnya kita hanya perlu sering-sering mengambil gambar. Dengan itu kita akan tahu angle (sudut) yang baik dalam mengambil gambar. Komposisi Rules of Third adalah salah satu prinsip atau teknik yang sangat populer dan paling dikenal dikalangan Photographer. Aturan komposisi ini menjadi pondasi bagi keseimbangan elemen foto sehingga secara keseluruhan foto tampak lebih enak dilihat.

Dalam komposisi foto, rules of third hanya satu dari sekian banyak prinsip komposisi foto lainnya. Dan setiap prinsip ini tidak wajib dijalani, namun untuk menjadi kreatif, orang bilang harus tahu dulu aturannya baru bisa menghasilkan kualitas foto dengan gaya/ kreasi kita sendiri.

Apa itu Komposisi Rules of Third?

Usahakan jangan menempatkan obyek utama tepat di tengah frame, kecuali dalam situasi tertentu seperti obyek yang simetris. Komposisi Rules of Third adalah komposisi di mana obyek yang ingin ditonjolkan berjarak 1/3 lebar frame dari tepi.


Keempat titik pertemuan yang diwarnai merah diatas bisa kita sebut sebagai empat titik mata. Nah teori komposisi rules of third mengatakan bahwa kalau kita menempatkan “Point Of Interest” alias bagian paling menarik dari sebuah foto di salah satu titik tersebut, maka secara keseluruhan foto akan menjadi lebih balance dan enak dilihat.

Tidak semua empat titik harus diisi bersamaan, cukup salah satunya saja. Point Of Interest ini bisa jadi berupa obyek manusia ataupun benda mati.

Beberapa contoh foto hasil jepretan saya yang menggunakan komposisi Rules of Third






Tugas 3 Pengorganisasian

Pengorganisasian
1.        Pengorganisasian
a.       Pengertian Pengorganisasian
Organisasi adalah pola hubungan yang terjalin antara 2 orang atau lebih yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Pengorganisasian adalah proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
b.      Teori-teori Organisasi
1)      Teori Organisasi Klasik

Teori Klasik sering disebut juga teori tradisional, yang berisi konsep tentang organisasi mulai dari abad 19 yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi apabila orang-orang bekerja sama. Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
o    Teori birokrasi : 
    dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
o    Teori administrasi : 
   dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol  dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
o    Manajemen ilmiah : 
dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.

2)      Teori Organisasi NeoKlasik
Teori neoklasik dikenal sebagai teori hubungan manusiawi (The Human Relation Movement). Anggapan dasar teori ini adalah menekan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:
o   Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
o   Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
o Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

3)      Teori Organisasi Modern
Teori modrn ditandai dengan akhirnya pergerakan contigency yang dipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan  bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan  prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan  Robert Kahn dalam  bukunya “the social psychology of organization” mengenalkan perspektif  organisasi sebagai  suatu sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan  keunggulan-keunggulan  perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya,  dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan
Teori modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuanan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka.

2.        Struktur Organisasi
a.         Pembagian Kerja
Pedoman dalam pembagian kerja. Dasar-dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian kerja, antara lain:
·         Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial
·        Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya komponen suatu kendaraan, pemasangan ban mobil, dll
·        Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya langganan secara individual atau kelompok
·          Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman
·           Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shift pagi, siang dan malam.
b.         Bentuk-bentuk Organisasi
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukan hubungan kerja sama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu:
1.      Pembagian kerja
2.      Rantai perintah
3.      Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4.      Pengelmpokan segmen-segmen pekerjaan
5.      Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G.Hodges dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Bentuk Piramidal
2.      Bentuk Vertikal
3.      Bentuk Horizontal
4.      Bentuk Melingkar
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas:
1.      Organisasi Garis
Bentuk organisasi tertua dan sederhana. Dibuat oleh Henry Fayol. Ciri-cirinya organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialis kerja belum tinggi.
2.      Organisasi Garis dan Staff
Dianut oleh organisasi beras, cakupan kerja luas dan mempunai bidang tugas yang bervariasi serta rumit dan jumlah karyawan banyak. Staff adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan didalam organisasi.
3.      Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
4.      Organisasi Panitia
Organisasi yang dibentuk untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesai pula organisasi tersebut.

3.        Departementasi
Departementasi adalah aktivitas dalam menyusum satuan satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu.


a.       Departementasi Fungsional
Departementasi Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Organisasi ini adalah yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokan berdasarkan keterampilan, pengetahuan dan tindakan yang dilakukan.

Kebaikan Departementasi Fungsional:
1.      Menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
2.      Menciptakan efisiensi melalui spesialis
3.      Memusatkan keahlian organisasi
4.      Memungkinkan pengawasan manajemen puncak
5.      Pembagian tugasnya jelas
6.      Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak
7.      Hanya membutuhkan manajer yang harus berwawasan luas
8.      Mudah dijelaskan pada anggota bila ada masalah

Kelemahan Departementasi Fungsional:
1.      Menciptakan konflik antar fungsi
2.      Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
3.      Umpan balik lambat
4.      Emusatkan pada kepentingan tugasnya
5.      Para angota mempunyai pandangan sempit serta kurang inovatif
6.      Kejenuhan akbita aktivitas terlalu monoton
7.      Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada masalah
8.      Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki
b.      Departementasi Devisional
Departementasi Devisional melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk mempermudah usaha antisipasi ancaman dari luar organisasi.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasarproduk, wilayah, langganan dan proses dimana tiap divisi merancang, memproduksi, dan memasarkan produknya sendiri.

Kebaikan Departementasi Devisional
1.      Semua kegiatan dibawahi oleh satu kepala
2.      Semua kegiatan  mudah untuk dikoordinasi dan prestasi kerja terpelihara
3.      Kualitas dan kecepatan membuat keputusan meningkat
4.      Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas
5.      Merumuskan tanggung jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pertanggung jawaban atas prestasi kerja
6.      Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas
7.      Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah
8.      Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi

Kelemahan Departementasi Devisional
1.      Berkembangnyya persaingan disfungsional petensial atas sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas
2.      Seberapa besar delegasi wewenang diberikan
3.      Masalah kebijaksanaan dalam alkasi sumber daya dan distribusi biaya overhead perusahan
4.      Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi
5.      Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu
6.      Masing-masing divisi bisa menghadapi problem yang sama sehingga terjadi pengulangan dalam mengatasinya
7.      Target divisi bisa mengalahkan target organisasi
8.      Konflik antar divisi bisa terjadi jika terjadi problem organisasi
c.       Organisasi Proyek dan Matrik
Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan denga menggabungkan kebaikan-kebaikan dari system fungsional dan devisional dengan menghindarkan kelemahannya. Misal, organisasi selai dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek yang akan ditugasi khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.

Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim-tim spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek, jika telah selesai maka tim dibubarkan dan kembali ke departemennya masing-masing

Struktur Organisasi Matriks
Pada struktur organisasi Matriks para karyawan mempunyai dua atasan yang berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangna mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horizontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam alirang wewenang

Kebaikan Organisasi Proyek dan Matriks:
1.      Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional
2.      Mengembangkan keterampilan dan kreatifitas karyawa serta fleksibilitas kepada organisasi
3.      Melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluaas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan
4.      Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan dan orientasi proyek
5.      Mampu mengkombinaai kelebihan pola fungsional dan devisional
6.      Menekankan pada teknik dan pasar
7.      Memerlukan sejumlah manajer yang mampu menangani personil bidang teknik dan pemasaran

Kelemahan Organisasi Proyek dan Matriks:
1.      Adanya pertanggung jawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif
2.      Memerlukan koordinasi vertikal dan horizontal
3.      Memerlukan lebih banyak keterampilan antar individu
4.      Menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki
5.      Sangat mahal untuk diimplementasikan
6.      Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan
7.      Kesatuan komando bisa hilang karena individu memiliki lebih dari satu supervisor





Sumber :
http://agungzetiadji.blogspot.com/2012/10/teori-organisasi.html