Thursday, February 20, 2014

Tulisan 5 My Childhood Friend

Keterangan:
Normal = Present
Italic = Flashback

My Childhood Friend

Ia mengadah memandang langit yang mulai menampakan seberkas cahaya jingga kemerahan. Gumpalan awan menari-nari seakan turut menikmati keindahan sore hari. Gadis itu menutup matanya mengambil napas panjang kemudian menghembuskannya. Ahh betapa indahnya sore hari ini. Seakan tidak mau moment itu terlewatkan begitu saja, kemudian dia mengambil sebuah kamera yang dia taruh didalam tasnya.

Dia mulai memotret pemandangan itu. Rasa lelah akibat berlari ke atas bukit ini terbayar sudah. Saat sedang asik tiba-tiba saja kameranya direbut.

"JUNNN!! Kembalikan kamera ku" Rengek Gadis itu saat melihat siapa pelaku yang merebut kameranya.

"Haahh, kau ini merepotkan saja Rena tiba-tiba berlari begitu." Laki-laki itu mengembalikan kamera kemudian duduk disamping Rena.

Rena kemudian kembali memotret. Jun berbaring direrumputan, memandang matahari terbenam.

"Aku jadi mengerti kenapa kamu senang sekali kesini." Jun menghela hapas "hei moment indah seperti ini sebaiknya dinikmati secara langsung, bukannya malah sibuk memotret"

"Aku potret supaya bisa dilihat lagi tau" Rena menggerutu tetapi mengikuti saran Jun, Rena ikut duduk disamping Jun yang sedang berbaring.

"Rasanya ingin disini saja terus, seakan lupa akan semua masalah kehidupan" ucap Rena

"Kau ini masih kecil tapi omonganmu seperti orang tua yang banyak masalah saja" Jun menyeringai kemudian mengacak-ngacak rambut Rena

Rena cemberut kemudian merapikan kembali rambutnya "Aku ini sudah 17 tahun, aku sudah besar tau. Oww oww"

Jun mencubit pipi Rena gemas "Sudah besar kok sering ngambek, jelek tau." Jun kemudian berdiri, menyodorkan tangannya "Ayo kita pulang, aku tidak mau dimarahi oleh Kakak mu yang protektif itu karena adik kesayangannya belum pulang."

Rena mengambil tangan Jun dan berdiri "Kak Ray itu baik tau, kalian berdua saja yang tidak pernah akur semenjak kita kecil. Udah kaya kucing sama anjing saja. Akur dong..." Jun kemudian tersenyum dan kembali mengacak rambut Rena "Iya deh demi Rena, aku mau akur sama Ray"

Pipi Rena bersemu mendengar ucapan Jun. Kemudian Rena berlari menuruni bukit meninggalkan Jun.

_________________________________________________________________________________

Flashback
Dua anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran di belakang rumah. Gadis kecil itu tiba-tiba saja terjatuh.

“Aduh!” Rena kecil yang sedang berlari tiba-tiba saja terjatuh. Jun kecil yang sedang mengejarnya berhenti. “Rena, apa kamu baik-baik saja?” Rena mengadah matanya berkaca-kaca lalu menunjuk lututnya yang berdarah “Sakit T.T”

“Kamu ini ceroboh banget deh, tidak ada apa-apa tau-tau kesandung.” Jun kemudian berjongkok membelakangi Rena “Ayo naik, kalau jalan sendiri sakit kan?” Perintah Jun

Rena dengan mata yang masih berkaca-kaca menuruti perintah Jun. Kemudian mereka pulang kerumah Rena.

Sesampainya dirumah, Ray, Kakak Rena yang berbeda 2 tahun darinya panik. “JUN! Kau apakan Adikku?” Ray geram melihat Adiknya yang digendong Jun. Jun kemudian menurunkan Rena “Rena itu tadi jatuh, terus aku menggendongnya. Tuh liat lututnya berdarah. Daripada ngomel-ngomel mending kita obati lukanya.”

“Iya Kak, tadi Rena jatuh.” Ucap Rena membenarkan perkataan Jun.

“Haah, ya sudah ayo masuk. Kakak obati lukanya.” Kemudian mereka bertiga masuk ke rumah.

_________________________________________________________________________________

“Aku tidak percaya kau jatuh padahal tidak ada apa-apa. ” Ucap Jun yang sedang menggendong Rena. Pipi Rena bersemu, kemudian mengencangkan pegangannya ada pundak Jun. “Cerewet banget sih, sudah jalan aja.”

“Baiklah, TUAN PUTRI. Kesatriamu ini siap selalu melayanimu” Jun menyeringai menggoda Rena.

“JUN!! >////<”



PS: Gambar cuma sebagai illustrasi aja. Diambil dari anime Noragami episode 1 :)
.
.
.

To be continue?


0 comments:

Post a Comment