Keterangan:
Normal =
Present
Italic =
Flashback
My Childhood Friend
Ia mengadah
memandang langit yang mulai menampakan seberkas cahaya jingga kemerahan.
Gumpalan awan menari-nari seakan turut menikmati keindahan sore hari. Gadis itu
menutup matanya mengambil napas panjang kemudian menghembuskannya. Ahh betapa
indahnya sore hari ini. Seakan tidak mau moment itu terlewatkan begitu saja,
kemudian dia mengambil sebuah kamera yang dia taruh didalam tasnya.
Dia mulai
memotret pemandangan itu. Rasa lelah akibat berlari ke atas bukit ini terbayar
sudah. Saat sedang asik tiba-tiba saja kameranya direbut.
"JUNNN!!
Kembalikan kamera ku" Rengek Gadis itu saat melihat siapa pelaku yang
merebut kameranya.
"Haahh,
kau ini merepotkan saja Rena tiba-tiba berlari begitu." Laki-laki itu
mengembalikan kamera kemudian duduk disamping Rena.
Rena
kemudian kembali memotret. Jun berbaring direrumputan, memandang matahari
terbenam.
"Aku
jadi mengerti kenapa kamu senang sekali kesini." Jun menghela hapas
"hei moment indah seperti ini sebaiknya dinikmati secara langsung,
bukannya malah sibuk memotret"
"Aku
potret supaya bisa dilihat lagi tau" Rena menggerutu tetapi mengikuti
saran Jun, Rena ikut duduk disamping Jun yang sedang berbaring.
"Rasanya
ingin disini saja terus, seakan lupa akan semua masalah kehidupan" ucap
Rena
"Kau
ini masih kecil tapi omonganmu seperti orang tua yang banyak masalah saja"
Jun menyeringai kemudian mengacak-ngacak rambut Rena
Rena
cemberut kemudian merapikan kembali rambutnya "Aku ini sudah 17 tahun, aku
sudah besar tau. Oww oww"
Jun mencubit
pipi Rena gemas "Sudah besar kok sering ngambek, jelek tau." Jun
kemudian berdiri, menyodorkan tangannya "Ayo kita pulang, aku tidak mau
dimarahi oleh Kakak mu yang protektif itu karena adik kesayangannya belum
pulang."
Rena
mengambil tangan Jun dan berdiri "Kak Ray itu baik tau, kalian berdua saja
yang tidak pernah akur semenjak kita kecil. Udah kaya kucing sama anjing saja.
Akur dong..." Jun kemudian tersenyum dan kembali mengacak rambut Rena
"Iya deh demi Rena, aku mau akur sama Ray"
Pipi Rena
bersemu mendengar ucapan Jun. Kemudian Rena berlari menuruni bukit meninggalkan
Jun.
_________________________________________________________________________________
Flashback
Dua anak kecil yang sedang bermain
kejar-kejaran di belakang rumah. Gadis kecil itu tiba-tiba saja terjatuh.
“Aduh!” Rena kecil yang sedang
berlari tiba-tiba saja terjatuh. Jun kecil yang sedang mengejarnya berhenti.
“Rena, apa kamu baik-baik saja?” Rena mengadah matanya berkaca-kaca lalu
menunjuk lututnya yang berdarah “Sakit T.T”
“Kamu ini ceroboh banget deh, tidak ada apa-apa tau-tau kesandung.” Jun kemudian berjongkok membelakangi Rena “Ayo naik, kalau jalan sendiri sakit kan?” Perintah Jun
Rena dengan mata yang masih berkaca-kaca menuruti perintah Jun. Kemudian mereka pulang kerumah Rena.
Sesampainya dirumah, Ray, Kakak Rena yang berbeda 2 tahun darinya panik. “JUN! Kau apakan Adikku?” Ray geram melihat Adiknya yang digendong Jun. Jun kemudian menurunkan Rena “Rena itu tadi jatuh, terus aku menggendongnya. Tuh liat lututnya berdarah. Daripada ngomel-ngomel mending kita obati lukanya.”
“Iya Kak, tadi Rena jatuh.” Ucap Rena membenarkan perkataan Jun.
“Haah, ya sudah ayo masuk. Kakak obati lukanya.” Kemudian mereka bertiga masuk ke rumah.
_________________________________________________________________________________
“Aku tidak
percaya kau jatuh padahal tidak ada apa-apa. ” Ucap Jun yang sedang menggendong
Rena. Pipi Rena bersemu, kemudian mengencangkan pegangannya ada pundak Jun.
“Cerewet banget sih, sudah jalan aja.”
“Baiklah, TUAN PUTRI. Kesatriamu ini siap selalu melayanimu” Jun menyeringai menggoda Rena.
0 comments:
Post a Comment