A. Judul
Manusia dan Kebudayaan
B. Latar
Belakang Masalah
Manusia dan kebudayaan
adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena dimana manusia itu hidup dan
menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah
yang di tinggalinya. Sedangkan Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda
dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin
yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka
dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidupSelain
itu manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan
melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu yang pada akhirnya menjadi budaya
yang biasa mereka lakukan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu
sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia
yang menciptakannya dan manusia dapat
hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.
Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya
dan kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia di dalam
kehidupannya.
C. Analisa
Masalah
1. Bagaimana
kita dapat menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia?
2. Bagaimana
kita dapat menjelaskan dan membedakan hakekat manusiawi?
3. Apa
pengertian dari kebudayaan?
D. Alternatif
Masalah
1. Apa
saja unsur-unsur dari kebudayaan itu?
2. Bagaimana
kita dapat menjelaskan kaitan antara manusia dengan kebudayaan?
E. Solusi
dari Masalah
1. Unsur-unsur
yang membangun manusia
Manusia dan kebudayaan
merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini.
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh
Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia
itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik dan dapat di
pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di pandang sebagai kumpulan dari
partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem (ilmu kimia).
Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (ilmu
biologi). Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu
sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di
atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab pertanyaan tentang manusia, oleh
karena itu kita akan menerangkan siapa itu manusia berdasarkan unsur-unsur yang
membangunnya. Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan
unsur-unsur yang membangun manusia.
Manusia terdiri dari
empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1) Jasad:
badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati
ruang dan waktu.
2) Hayat:
mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3) Ruh:
bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami
kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat
lahirnya kebudayaan.
4) Nafs:
dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri. (Asy’arie,
1992 hal: 62-84).
2. Hakekat
Manusia
Hakekat Manusia adalah
makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat manusia adalah makhluk yang
sempurna, ada juga yang menyebutnya makhluk paling cerdas dari semua itu
menunjukan bahwa hakikat manusia adalah mahkluk yang positif. Manusia dengan
segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya.
Hakekat manusia adalah
sebagai berikut:
1) Makhluk
yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
2) Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual
dan sosial.
3) Yang
mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4) Makhluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
5) Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati
6) Suatu
keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak terbatas
7) Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat.
8) Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
Hakikat manusia sebagai
mahluk yang kuat tentu karena manusia dicipta dengan diberikan akal. Dengan
akalnya manusia bisa mengalahkan terbangnya burung yang terbang ke angkasa,
dengan akalnya manusia bisa berenang di dasar laut seperti ikan. Dibanding
makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam
ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan
binatang bergerak diruang yang terbatas.
Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja
mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.
3. Pengertian
Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal
dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata
budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai
hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan
unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar
sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal
dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan, cultuur
(bahasa belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah (bahasa arab), berasal
dari perkataan latin “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan
dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu
antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat,
1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD
berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana
pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai
berikut:
1) Kebudayaan
dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
2) Kebudayaan
dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut
kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan menurut Ki
Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Sedangkan
Koentjaraningrat. Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari
hasil budi pekertinya.
4. Unsur-unsur
Kebudayaan
Menurut Kluckhohn ada
tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu sistem religi dan upacara
keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata
pencaharian hidup, sistem tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian.
Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
1) Sistem
religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo religious.
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di
atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat
“menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga
menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk
membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan
usaha yang diwujudkan dalam sistem religi dan upacara keagamaan.
2) Sistem
organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.
Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk
kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.
3) Sistem
pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan
dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran
orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui,
kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan
pengetahuan ini menyebar luas.
4) Sistem
mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai homo
economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5) Sistem
teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang
dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus
mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih
mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
6) Bahasa,
merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam
bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7) Kesenian,
merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk
memenuhi kebutuhan psikisnya.
5. Kaitan
Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan
merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam
dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi.
Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan
atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus
(ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik),
makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Dalam sosiologi manusia
dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia
dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu
dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya
harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dan juga misalnya saya
orang betawi walaupun saya lahir di Bali tetapi tetap saja saya orang betawai
ngikutin abah dan emak saya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia
tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan
perwujudan dari manusia itu sendiri.
Dialektika disini berasal
dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik.
Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling
bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari
fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan
sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis
yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari
keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan
pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi.
Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang
lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih
dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.
3 Tahap Proses Dialektis
Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu
:
1) Ekstemalisasi,
yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2) Obyektivasi,
yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.
3) Intemalisasi,
yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik,
sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
F. Kesimpulan
dan Saran
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan
yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait,
yaitu: Jasad, Hayat, Ruh, dan Nafs.
Hakekat Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga
yang menyebut hakikat manusia adalah makhluk yang sempurna, ada juga yang
menyebutnya makhluk paling cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat
manusia adalah mahkluk yang positif.
Ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu sistem
religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem tekhnologi dan peralatan,
bahasa, serta kesenian.
Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan
itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya.
- http://myfatihurrizqi.blogspot.com/2016/03/tentang-manusia-kebudayaan-disusun-oleh.html
0 comments:
Post a Comment